Ads Right Header

Buy template blogger

Wujud Implementasi Kurikulum Merdeka di SMKN 1 Sudimoro, Indra Prastowo Bedah Empat Buku

Lensakota.com, PACITAN - Kurikulum Merdeka (kumer) di SMK Negeri 1 Sudimoro benar-benar dilakukan secara maksimal, ini terbukti dengan diterbitkannya 4 buku hasil implementasi kurikulum merdeka. 

Dalam bedah buku ini, ada 4 buku yang dibedah, masing-masing yaitu: "Pembelajaran Berdiferensiasi (Ketahui-Pahami-Maknai)" Penulis Indra Prastowo, "Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Kearifan Lokal Malam Satu Suro (Mengkaji, Melestarikan dan Mengembangkan Seni Kangen Tayub Sudimoro) penulis Indra Prastowo, "Antologi Puisi Pendidikan PINTAR" penulis SMKN 1 Sudimoro dan "Autobiografi Putih Hitam Kebanggaan" penulis ASN PPPK SMKN 1 Sudimoro.

Keempat buku itu dibedah secara bersama di Aula SMKN 1 Sudimoro. Dalam bedah buku itu menghadirkan 2 pembicara yaitu Sulistyani, S.Pd.MM, seorang pengawas berprestasi nasional di lingkup SMA/SMK yang juga seorang penggiat literasi mataraman. Sedang pembicara kedua adalah Bambang Setyo Utomo seorang penggiat literasi dan budaya. 

Indra Prastowo, S. Pd. M. Pd, Kepala SMKN 1 Sudimoro menyatakan bahwa pembuatan buku ini diniati sebagai bagian tugasnya sebagai Kepala Sekolah dan dalam rangka implementasi dari Kurikulum merdeka di sekolahnya. Indra juga menambahkan bahwa pembuatan buku untuk mewujudkan Sekolah yang anti diskriminasinya tinggi.

Ketika menunjukkan buku Antologi Puisi Pendidikan PINTAR, ia menyatakan bahwa buku ini merupakan hasil kerja keroyokan antara siswa, guru, kepala sekolah dan juga Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Pacitan. 

Sedangkan 2 buku lainnya, merupakan hasil tulisannya sebagai implementasi kurikulum merdeka yang selama ini diterapkan di sekolahnya. Dalam buku Pembelajaran Berdiferensiasi (Ketahui-Pahami-Maknai), ia mencoba membedah bagaimana penerapan pembelajaran diferensiasi yang dilaksanakan di sekolahnya, ia juga mendasarkan pengalamannya dalam mengajar disekolah sebelumnya ketika menulis buku ini. 

Di buku Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Kearifan Lokal Malam Satu Suro (Mengkaji, Melestarikan dan Mengembangkan Seni Kangen Tayub Sudimoro) ia mencoba membedah kearifan lokal seni tayub Sudimoro dilihat dari sisi positif. 
"Selama ini ketika mendengar kata tayub, asumsi kita selalu hal yang negatif, untuk itu kita berusaha melihatnya dari sisi positif dan berusaha mengajarkan kepada murid-murid kami untuk mengembangkan seni ini dengan meninggalkan sisi negatifnya", kata Indra ditemui pacitansatu.com diakhir acara bedah buku ini. 

Sulistyani, S.Pd.MM, ketika membedah buku ini mengaku sangat senang dengan ditulisnya buku ini. Bahkan ia merasa terinspirasi untuk membuat buku autobiografi setelah membaca buku yang dibedah. Sedangkan Bambang Setyo Utomo menitipkan pesan agar murid-murid SMKN 1 Sudimoro mulai mengeksplorasi seni dan budaya di masing-masing desanya untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. (Red)
Previous article
Next article

Leave Comments

Post a Comment

Ads Post 4